Arsip Blog

Batik Selayang Pandang

Pada saat mendengar kata batik, kita pasti sudah mengetahui apa yang dimaksud. Kita akan langsung merujuk pada jenis kain yang dibuat secara khusus mengikuti motif-motif tertentu. Betul, seperti itulah pengertian batik secara umum. Batik adalah sejenis kain tertentu yang dibuat khusus dengan motif-motif yang khas, yang langsung dikenali masyarakat umum.

Pada masa lampau, batik banyak dipakai oleh orang Indonesia di daerah Jawa. Itu pun terbatas pada golongan ningrat keraton dengan aturan yang sangat ketat. Artinya, tidak sembarang orang boleh mengenakan batik, terutama pada motif-motif tertentu yang ditetapkan sebagai motif larangan bagi khalayak luas. Namun pada perkembangannya, batik telah menjadi salah satu “pakaian nasional” Indonesia yang dipakai oleh bangsa Indonesia di seluruh Nusantara dalam berbagai kesempatan.

Batik enak disandang dan enak dipandang. Itulah salah satu alasan mengapa batik banyak dipakai di berbagai kalangan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 2007), batik dijelaskan sebagai kain bergambar yang dibuat secara khusus dengan menuliskan atau menerakan malam (lilin) pada kain, kemudian pengolahannya diproses dengan cara tertentu atau biasa dikenal dengan kain batik.

Di kamus tersebut dijelaskan pula perihal batik cap, yaitu batik yang dibuat dengan alat cap. Batik tulis adalah batik yang dibuatdengan tangan (bukan dengan cap).

Kata yang berkaitan dengan batik adalah “membatik” yaitu membuat corak atau gambar (terutama dengan tangan) dengan menerakan malam pada kain, membuat batik, atau menulis dengan cara seperti membuat batik (sangat perlahan-lahan dan berhati-hati sekali) karena takut salah.

Selain itu, ada pula kata-kata lainnya yang berkaitan, yaitu “batikan” adalah hasil membatik; “pembatik” adalah orang yang membatik atau orang yang pekerjaannya membuat kain batik; dan “pembatikan” adalah tempat membatik, perusahaan batik, atau bisa juga proses, cara dan perbuatan membatik.

Secara etimologi, kata batik berasal dari bahasa Jawa, “amba” yang berarti lebar, luas, kain; dan “titik” yang berarti titik atau matik (kata kerja membuat titik) yang kemudian berkembang menjadi istilah “batik”, yang berarti menghubungkan titik-titik menjadi gambar tertentu pada kain yang luas atau lebar. Batik juga mempunyai pengertian segala sesuatu yang berhubungan dengan membuat titik-titik tertentu pada kain mori.

Dalam bahasa Jawa, “batik” ditulis dengan “bathik”, mengacu pada huruf Jawa “tha” yang menunjukkan bahwa batik adalah rangkaian dari titik-titik yang membentuk gambaran tertentu. Berdasarkan etimologi tersebut, sebenarnya “batik” tidak dapat diartikan sebagai satu atau dua kata, maupun satu padanan kata tanpa penjelasan lebih lanjut.

Batik sangat identik dengan suatu teknik (proses) dari mulai penggambaran motif hingga pelorodon. Salah satu ciri khas batik adalah cara penggambaran motif pada kain yang menggunakan proses pemalaman, yaitu menggoreskan malam (lilin) yang ditempatkan pada wadah yang bemama canting dan cap.

Para sarjana ahli seni rupa, baik warga negara Indonesia maupun warga negara asing, hingga saat ini belum mencapai kata sepakat tentang apa sebenarnya arti kata batik. Ada yang mengatakan bahwa sebutan batik berasal dari kata “tik” yang terdapat di dalam kata titik, yang berarti juga tetes. Dan memang, di dalam membuat kain batik dilakukan pula penetesan malam di atas kain putih.

Ada juga ahli yang mencari asal kata batik di dalam sumber-sumber tertulis kuno. Menurut pendapat ini, kata batik dihubungkan dengan kata tulis atau lukis. Dengan demikian, asal mula batik dihubungkan pula dengan seni lukis dan gambar pada umumnya.

Apa pun pemikiran dan pendapat yang lahir mengenai asal-usul nama batik, sekarang ini batik sudah banyak dikenal luas, baik di dalam maupun di luar negeri. Di Indonesia, baik perempuan maupun lelaki dari berbagai suku sangat senang memakai batik. Para turis asing atau pun pejabat-pejabat asing yang tinggal di Indonesia juga senang mengenakan batik dan sering membawanya pulang ke negara asal sebagai oleh-oleh.

Lalu, bagaimana cara membuat batik? Untuk membatik, diperlukan alat yang disebut canting. Canting terbuat dari bambu, berkepala tembaga, serta bercerat atau bermulut. Canting in berfungsi seperti sebuah pulpen yang dipakai untuk menyendok malam cair yang panas, yang digunakan sebagai bahan penutup atau pelindung terhadap zat warna. sekarang ini, selain canting tradisional, sudah ada canting elektrik.

Narnun sebelum sang pembatik melelehkan malam di kain pulih, banyak langkah yang harus dikerjakan pada kain putih tersebut. Persiapannya berupa pencelupan kain dalam minyak tumbuh-tumbuhan serta larutan soda. Gunanya untuk memudahkan malam melekat dan zat warna meresap. Setiap kali kain akan diberi warna lain, bagian yang tidak boleh terkena zat warna ditutup dengan malam, sehingga makin banyak warna yang dipakai untuk menghias kain batik, semakin lama juga proses pekerjaan menutup tersebut. Pada taraf penghabisan, malam dibuang dengan rnerebus kain dalam air mendidih. Sesudah Itu, kain batik dijemur dan terlihatlah hasilnya berupa batik dengan warna-warna yang indah dan pola-pola yang telah ditentukan.

Pada masa sekarang, telah banyak modifikasi dan pengembangan teknik pembuatan batik mengikuti perkembangan dan kemajuan teknologi tekstil. Namun demikian, masih ada sekelompok tertentu perajin batik yang mempertahankan cara pembuatan batik secara tradisional sebagai salah satu cara menjaga warisan budaya. Kita tidak dapat memungkiri bahwa seiring kemajuan zaman, batik telah banyak dibuat dengan cara cap, printing (sablon), kain tekstil bercorak batik, batik dengan desain komputer dan lain sebagainya.

Berbagai macam cara pembuatan batik tersebut telah membuat batik di Indonesia semakin dikenal sangat luas. Batik digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat, dari kalangan paling bawah hingga masyarakat denqan strata tertinggi. Pada masa lampau, ada jenis-jenis batik tertentu yang hanya boleh dipakai oleh kalangan bangsawan dan penguasa, namun sekarang hal itu tidak berlaku Iagi. Batik telah menjadi busana adiluhung yang mencerminkan cita rasa Indonesia yang indah dan elegan.

Batik di Indonesia memang telah dikenali secara luas, tetapi belum banyak masyarakat yang menqerti dan tahu apa sesungguhnya batik tersebut. Bahkan, perhatian dan konsentrasi untuk melestarikan batik di lndonesia pada umumnya masih sebatas perlakuan normal memakai dan menggunakan batik. Padahal, di dalam batik ada banyak aspek kehidupan yang bisa kita ungkapkan. Baik aspek historis, filosofis, wisata, maupun kebudayaan.

Batik telah menjadi salah satu ikon budaya asli Indonesia. Sebelumnya batik sempat diklaim sebagai warisan budaya dari Malaysia. Pertikaian itu sempat memperkeruh hubungan baik antara dua bangsa serumpun Melayu ini. Namun dengan berbagai bukti, tidaklah dapat dipungkiri bahwa batik merupakan salah satu budaya asli Indonesia.

Dan akhimya badan PBB untuk pendidikan, ilmu pengetahuan, dan budaya (UNESCO) mengukuhkan batik sebagai warisan budaya dunia aslil Indonesia pada tanggal 2 Oktober 2009. Sejak itulah, tanggal 2 Oktober diperingati sebagai “Hari Batik” di Indonesia.

Batik digunakan secara meluas di segala kalangan. Di lingkungan pegawai pemerintah, setiap hari Jumat pegawai diwajibkan menggunakan seragam kerja berupa batik. Kebiasaan ini banyak diikuti pula oleh perkantoran-perkantoran swasta, sehingga batik semakin eksis dan meluas.

Demikian populernya batik, batik di masa kini tidak hanya dipakai sebagai baju atau pakaian saja. Banyak bentuk modifikasi berbagai keperluan rumah tangga yang berasal dari batik. Kita dapat menemukan dengan mudah berbagai bentuk olahan batik, seperti tas, sepatu, sandal, sprei, sarung bantal, taplak meja, kerudun aksesori, suvenir, lukisan, bahan dasar berbagai kerajinan, dan lain lain.

Batik telah menjadi bagian keseharian masyarakat Indonesia yang sangat berarti. Batik telah menjadi aset kekayaan Nusantara. Keberadaan batik menjadi sangat penting bagi perkembangan perekonomian di Indonesia. Industri batik di Nusantara telah menampung jutaan tenaga kerja, terutama perempuan dengan industri-industri skala rumah tangga yang tersebar di seluruh pelosok negeri. Belum terhitung pula jumlah mereka yang menjadi pedagang batik, baik skala kecil, menengah, maupun besar.

Secara umum di dunia Internasional, batik juga telah menempati hati masyarakat dunia sebagai salah satu warisan budaya asli Indonesia. Apalagi pengusaha batik nasional terus menerus melakukan terobosan untuk mengembangkan industri batik. Berbagui cara kreatif terus dilakukan agar batik kita dapat menembus pasar internasionai. Tentu saja, dengan harapan batik mendapatkan penghargaan dan penghormatan yang layak, sebagai salah satu fashion dunia yang pantas diperhitungkan.

Batik memang sangat istimewa. Bentuk kain bercorak itu bukan sekedar kain yang tanpa makna. Di balik setiap motif dan jenisnya, ada berbagai makna Filosofis yang memiliki nilai dan sejarah yang panjang. Ada perjalanan sejarah yang dapat kita baca lewat tuturan corak dan motif batik. Coral, dan motif batik tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang melekat dari wilayah asal pembuatannya. Dan dapat dipastikan tidak semua orang mengerti adanya sejarah panjang di balik batik. Selain adanya makna filosofis di dalamnya sesuai dengan corak dan motifnya, batik juga memiliki sejarah panjang di Indonesia.

Dengan adanya sejarah panjang mengenai batik, sangat tepat jika batik disebut sebagai salah satu tujuan wisata. Pasar Beringharjo Yogyakarta, Pasar Klewer Solo, dan Pasar Grosir Batik Sentono Pekalongan merupakan contoh dari tempat penjualan batik yang dapat menjadi tujuan wisata batik.

Di tempat-tempat tersebut, kita tidak hanya dapat berbelanja batik dengan murah, tetapi kita juga dapat menemukan berbagai variasi bentuk dan modifikasi industri batik. selain itu, kalau kita memiliki banyak waktu, kita juga dapat belajar membatik, mengenal sejarah, dan industri batik secara lebih luas.

Demi pelestarian batik ini, sudah ada satu museum nasional batik, yaitu Museum Batik Nasional yang berada di Jalan Jetayu No. 3 Pekalongan. Museum ini diresmikan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 Juli 2006. Banyak orang berkunjung ke sini untuk mendapatkan pengetahuan yang lengkap mengenai batik. Museum Batik Pekalongan ini mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai tempat terbaik untuk pendidikan dan pelatihan batik bersamaan dengan pengakuan UNESCO atas batik sebagai warisan dunia asli dari Indonesia.

Jadi, kalau kebetulan berkunjung ke kota Pekalongan untuk berbelanja batik atau berbagai keperluan lainnya, singgahlah ke Museum Batik Nasional untuk mengerti batik secara detail.

Batik memang istimewa. Batik adalah milik semua orang. Batikku, batikmu, batik kita, batik dunia!

www.BatikSolo.asia