Arsip Blog

Batik Sudagaran

Motif larangan dari kalangan keraton merangsang seniman dari kaum saudagar untuk menciptakan batik motif baru yang sesuai selera masyarakat. Mereka juga mengkreasikan motif larangan sehingga motif tersebut dapat dipakai masyarakat umum. Desain batik sudagaran umumnya terkesan “berani” dalam pemilihan bentuk, stilisasi atas benda-benda alam atau satwa, maupun kombinasi warna yang didominasi warna soga dan biru tua.

Batik sudagaran menyajikan kualitas dalam proses pengerjaan serta kerumitan dalam menyajikan ragam hias yang baru. Pencipta batik sudagaran mengubah batik keraton dengan isen-isen yang rumit dan mengisinya dengan cecek (bintik) sehingga tercipta batik yang sangat indah.

www.BatikSolo.asia

Batik Rifa’iyah

Batik Rifa’iyah mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam, motif-motif yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai aslinya. Oleh karena itu, corak dalam batik rifa’iyah yang berupa motif hewan terlihat kepalanya terpotong. Dalam ajaran Islam, semua wujud binatang sembelihan yang dihalalkan harus dipotong kepalanya. Biasanya warga keturunan Arab memproduksi batik ini.

www.BatikSolo.asia

Komponen Batik

Komponen Batik

Batik memiliki dua komponon utama, yaitu warna dan garis. Kedua komponen inilah yang membentuk batik menjadi tampilan kain yang indah dan menawan. Tanpa perpaduan warna dan garis yang serasi dan selaras, tidak mungkin ada hiasan-hiasan maupun corak dan motif yang sesuai. Perpaduan tersebut sangat bergantung pada pengolahan dan kreativitas sang pembatik.

1) Warna

Warna adalah spektrum tertentu yang terdapat di dalam suatu cahaya sempurna (berwarna putih). Identitas suatu warna ditentukan dari panjang gelombang cahaya tersebut. Panjang gelombang warna yang masih bisa ditangkap mata manusia berkisar antara 380-780 nanometer. Sebagai contoh, warna biru memiliki panjang gelombang 460 nanometer.

Dalam peralatan optis, warna bisa pula berarti interpretasi otak terhadap campuran tiga warna primer cahaya, yaitu merah, hijau, biru yang digabungkan dalam komposisi tertentu. Misalnya pencampuran 100% merah, 100% hijau, dan 100% biru akan menghasilkan interpretasi warna magenta.

Dalam seni rupa, warna bisa berarti pantulan tertentu dari cahaya yang dipengaruhi oleh pigmen yang terdapat di permukaan benda. Misalnya pencampuran pigmen magenta dan cyan (biru) dengan proporsi tepat dan disinari cahaya putih sempurna akan menghasilkan sensasi mirip warna merah.

Setiap warna mampu memberikan kesan dan identitas tertentu sesuai kondisi sosial pengamatnya. Masyarakat penganut warna memiliki pandangan dan pemikiran yang berbeda-beda terhadap warna. Ini sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, pandangan hidup, status sosial, dan lain-lain. Pemikiran terhadap warna sering pula dipengaruhi oleh kondisi emosional dan psikis seseorang. Misalnya warna putih akan memberi kesan suci dan dingin di daerah barat karena berasosiasi dengan salju. Sementara di kebanyakan negara Timur warna putih memberi kesan kematian dan sangat menakutkan karena berasosiasi dengan kain kafan. Meskipun secara teoretis sebenarnya putih bukanlah warna, tetapi netral.

Di dalam ilmu warna, hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis gelombang warna. Sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh gelombang warna dengan proporsi seimbang. Secara ilmiah, keduanya bukanlah warna, meskipun bisa dihadirkan dalam bentuk pigmen.

Secara psikologis, orang bisa memberikan pemikiran yang berbeda terhadap warna. Orang yang sedang jatuh cinta sering disimbolkan dengan warna pink atau merah muda. Namun kenyataannya, setiap warna dapat menjadi warna cinta bagi orang yang sedang jatuh cinta.

Warna-warna yang ada di alam sangat beragam dan pengelompokannya adalah sebagai berikut:

Warna netral, adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau dengan kata lain bukan merupakan warna primer maupun sekunder. Warna ini merupakan campuran ketiga komponen warna sekaligus, tetapi tidak dalam komposisi yang tepat sama.

Warna kontras, adalah warna yang berkesan berlawanan satu dengan lainnya. Warna kontras bisa didapatkan dari warna yang berseberangan (memotong titik tengah segitiga), terdiri atas warna primer dan warna sekunder. Tidak menutup kemungkinan pula membentuk kontras warna dengan mengolah nilai atau pun kemurnian warna. Contoh warna kontras adalah merah dengan hijau, kuning dengan ungu, dan biru dengan jingga. Warna kontras biasanya digunakan untuk memberikan efek yang lebih ‘tampak” dan “mencolok”
perhatian.

Warna panas, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari merah hingga kuning. Warna ini menjadi simbol dari keadaan riang, semangat, marah, dan sebagainya. Warna panas mengesankan jarak yang dekat.

Warna dingin, adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran di dalam lingkaran warna mulai dari hijau hingga ungu. Warna ini menjadi simbol dari kelembutan, kesejukan, kenyamanan, dan sebagainya. Warna sejuk mengesankan jarak yang jauh. Kondisi ini juga mencerminkan keselarasan yang ingin ditunjukkan melalui warna.

Warna dapat diperoleh dengan bermacam cara. Zat pewarna dapat dibedakan menurut sumber diperolehnya zat warna tekstil, terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Zat pewarna alam, diperoleh dari alam, yaitu berasal dari hewan (lac dyes) atau pun tumbuhan dapat berasal dari akar, batang, daun, buah, kulit, dan bunga. Zat ini biasanya dibuat secara sederhana dan umumnya memiliki warna yang sangat khas.

b. Zat pewarna sintetis, adalah zat warna buatan (zat warna kimia).

Oleh karena banyaknya zat warna sintetis, maka untuk pewarnaan batik harus dipilih zat warna yang memenuhi syarat berikut ini:

1) Pemakaiannya dalam keadaan dingin, atau jika memerlukan suhu panas, prosesnya tidak sampai melelehkan malam.

2) Obat bantunya tidak merusak malam dan tidak menyebabkan kesulitan pada proses selanjutnya.

3) Zat pewarna tersebut tidak menimbulkan iritasi bagi pembatik dan pengguna batik.

Sebagian besar warna tekstil untuk batik dapat diperoleh dari produk tumbuhan. Di dalam tumbuhan terdapat pigmen penimbul warna yang berbeda, tergantung menurut struktur kimianya.

Para perajin batik telah mengenal tumbuhan-tumbuhan yang dapat mewarnai bahan tekstil sejak dahulu kala. Beberapa tumbuhan yang dijadikan sebagai bahan pewarna adalah daun pohon nila (Indofera), kulit pohon soga tinggi (Ceriops ondolleana Arn), kayu tegeran (Cudraina javanensis), kunyit (Curcuma), teh (Camellia sinensis), akar mengkudu (Morinda citrifelio), kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa orelana), dan daun jambu biji (Psidium guajava).

Namun tidak semua bagian tumbuhan dapat digunakan sebagai zat pewarna. Pada umumnya, golongan pigmen tumbuhan adalah klorofil, karotenoid, flavonoid, dan kuinon. Pewarna nabati yang digunakan untuk mewarnai tekstil dapat dikelompokkan menjadi empat tipe menurut sifatnya, yaitu sebagai berikut:

a. Pewarna langsung dari ikatan hidrogen dengan kelompok hidroksil dari serat; pewarna ini mudah luntur. Contoh: kunyit (Curcuma).

b. Pewarna asam dan basa yang masing-masing berkombinasi dengan kelompok asam basa pada kain wol dan sutra sehingga warna asam dan basa dapat melekat dengan baik pada wol dan sutra; sedangkan katun tidak dapat kekal warnanya jika diwarnai. Contoh: pigmen-pigmen flavonoid.

c. Pewarna lemak yang ditimbulkan kembali pada serat melalui proses redoks, pewarna ini sering memperlihatkan kekekalan yang istimewa terhadap cahaya dan pencacian. Contoh: tarum.

d. Pewarna mordan yang dapat mewarnai tekstil yang telah diberi mordan berupa senyawa etal polivalen; pewarna ini dapat sangat kekal. Contoh: alizarin dan morindin.

Dalam pencelupan dengan zat warna alam, pada umumnya diperlukan pengerjaan mordanting pada bahan yang akan dicelup atau dicap. Dan proses mordanting ini dilakukan dengan merendam bahan ke dalam garam-garam logam, seperti aluminium, besi, timah, atau kromium.

Zat-zat mordan ini berfungsi untuk membentuk jembatan kimia antara zat warna alam dengan serat sehingga afinitas zat warna meningkat terhadap serat. Perubahan sifat fisika dan kimia kain sutra akibat pewarna alami kulit akar mengkudu menunjukkan bahwa penggunaan pewarna mordan dapat mengurangi kelunturan warna kain terhadap pengaruh pencucian. Hal ini menunjukkan bahwa senyawa mordan mampu mengikat warna sehingga tidak mudah luntur.

2) Garis

Garis adalah suatu hasil goresan di atas permukaan benda atau bidang gambar. Garis-garis inilah yang menjadi panduan dalam penggambaran pola dalam membatik. Menurut bentuknya, garis dapat dibedakan sebagai berikut:

a. Garis lurus (tegak lurus, horizontal, dan condong).
b. Garis lengkung.
c. Garis putus-putus.
d. Garis gelombang.
e. Garis zig-zag.
f. Garis imajinatif.

Garis-garis inilah yang membentuk corak dan motif batik sehingga menjadi gambar-gambar yang indah sesuai dengan yang diharapkan. Tanpa garis-garis yang menjadi panduan ini, tidaklah mungkin terbentuk pola-pola batik yang sesuai. Garis-garis tersebut akan dibentuk dan dikreasikan sesuai dengan motif yang diinginkan.

www.BatikSolo.asia

Ragam Hias Batik

Ragam hias batik sangat dipengaruhi oleh berbagai pengaruh asing yang bersentuhan dengan budaya lokal. Batik di Indonesia memiliki keragaman jenis, pola, motif, dan corak sesuai dengan unsur-unsur daerah yang membentuknya. Batik bukan saja merupakan identitas visual artistik dan keragamannya, tetapi juga merupakan identitas dan karakter budaya yang membentuknya.

Pada mulanya, batik memiliki ragam hias yang terbatas, baik corak maupun warnanya dan hanya boleh digunakan oleh kalangan tertentu. Namun batik pesisiran telah mampu menyerap berbagai pengaruh luar, seperti dari para pedagang asing dan dari para penjajah.

Bangsa Eropa turut menaruh minat pada batik sehingga memengaruhi corak batik pada masa itu. Ini terlihat dengan adanya corak bunga yang sebelumnya tidak dikenal (seperti bunga tulip) dan juga benda-benda yang dibawa oleh penjajah (gedung dan kereta kuda), termasuk warna-warna kesukaan mereka, seperti warna biru. Meskipun demikian, batik tradisional tetap mempertahankan coraknya dan masih dipakai dalam upacara-upacara adat.

www.BatikSolo.asia