Arsip Blog

Batik Jambi

Batik Jambi

Selain batik dari Jawa, batik juga ada yang berasal dari luar Jawa, salah satunya batik Jambi. Batik Jambi konon dahulu hanya digunakan sebagai pakaian adat kaum bangsawan atau raja Melayu Jambi. Motifnya pun pada awalnya masih terbatas seperti yang terlihat dalam ragam hias di ukiran rumah adat di Jambi dan pakaian pengantin Jambi. Pada perkembangan selanjutnya, batik Jambi tidak hanya digunakan oleh kalangan terbatas sehingga kemudian memunculkan industri-industri yang membuat batik Jambi

Warna dasar batik Jambi awalnya masih menggunakan pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan yang ditemukan di sekitar daerah Jambi. Misalnya kayu sepang digunakan untuk menghasilkan warna kuning kemerahan, kayu ramelang digunakan untuk menghasilkan warna merah kecoklatan, kayu lambato digunakan untuk menghasilkan warna kuning, dan kayu nilo digunakan untuk menghasilkan warna biru.

Kebanyakan batik Jambi mempunyai warna yang khas seperti warna merah, kuning, biru, dan hitam. Beberapa motif batik Jambi antara lain motif kuau berhias, motif durian pecah, motif kapal sanggat, motif tampok manggis, motif merak ngeram, kepak lepas, tagapo, sisik ikan bungo antelas, Batanghari, dan lain-lain. Anda bisa menemukan batik khas ini di kota Jambi. Banyak toko yang menjual batik khas Jambi. Salah satu daerah yang menjual batik Jambi, yaitu di Kampung Olak Kemang, Kecamatan Danau Teluk, Jambi.

www.BatikSolo.asia

Serba-Serbi Batik

Batik memang salah satu seni indah yang merupakan ciri bangsa Indonesia. Tidak aneh kalau kemudian kita dapat menemukan berbagai hal yang unik dan menarik berkaitan dengan batik. Dan beberapa fakta yang mungkin tidak kita pikirkan sebelumnya akan dibahas dalam bagian ini.

1. Batik merupakan hasil kebudayaan tak benda asli dari Indonesia. Pernyataan ini dikukuhkan oleh UNESCO, lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa di bidang kebudayaan, pada serangkaian kegiatan pada 28 September 2009 sampai 2 Oktober 2009 di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Sejak itu, tanggal 2 Oktober diperingati sebagai Hari Batik Nasional. Persengketaan dengan Malaysia terhadap berbagai warisan budaya telah membuat Indonesia semakin sadar untuk melindungi berbagai aset kebudayaan dan warisan budaya bangsa.

2. Sejarah batik tidak lepas dari perkembangan kebudayaan kerajaan-kerajaan Jawa dan penyebaran ajaran Islam di Jawa. Kerajaan Majapahit dikenal sebagai masa asal mula batik di Indonesia. Dahulu kala, membatik merupakan kegiatan yang dilakukan di dalam keraton dan hanya untuk pakaian raja. Namun lambat laun batik dikerjakan oleh warga karena banyaknya abdi dalem yang tinggal di luar keraton. Dari hal tersebut, batik mulai dikenal oleh masyarakat. Kebanyakan dari pembatik merupakan perempuan yang mengisi waktu senggang.

3. Batik di Indonesia pertama diperkenalkan ke khalayak asing oleh Chastelein seorang anggota Raad van Indie (dewan Hindia Belanda) pada tahun 1705 dengan nama batex. Dari situ banyak orang asing yang menyenangi batik dan mendorong kemajuan industri batik di lingkungan bangsawan Jawa, yang sebelumnya lebih banyak dibuat untuk kepentingan pakaian para bangsawan di lingkungan istana. Artinya, pembuatan batik di lingkungan keraton pun semakin terdorong maju setelah adanya usaha pengenalan batik oleh bangsa asing.

4. Bahan dasar batik pada mulanya adalah kain putih yang ditenun sendiri, malam, pewarna alami (seperti kunyit, pohon mengkudu, tinggi, soga, nila), dan canting sebagai alat menuliskan malam cair di atas kain. Proses pembatikan dengan cara tradisional atau terkenal dengan batik tulis dimulai dengan menggambar pola yang selanjutnya diikuti menuliskan malam cair di atas pola lalu merendamnya dengan air panas yang sudah diberi pewarna alami. Setelah itu, kain direndam dengan air panas dengan tujuan menghilangkan malam yang masih melekat. Tahap terakhir, batik dijemur dan jadilah kain batik yang diinginkan.

5. Pada abad XX, muncul metode pembuatan batik dengan cara cap. Dengan metode batik cap, pembuatan batik bisa menjadi lebih mudah dan lebih cepat. Selain itu, keseragamannya lebih dapat diandalkan. Namun dampak negatifnya, karena dibuat secara banyak dan seragam, batik cap ini menjadi terlihat pasaran sehingga tidak disenangi oleh kalangan menengah ke atas. Pembuatan batik cap memang lebih sederhana dari segi pengerjaan daripada batik tulis. Walaupun demikian, keberadaan batik cap tidak menggeser eksistensi batik tulis. Hal ini disebabkan segmentasi pasar yang berbeda antara batik cap dan batik tulis.

6. Batik solo dan batik Jogja sangat terkenal dalam hal corak dan pola tradisional. Pola yang masih banyak digunakan dalam batik adalah sido mukti dan sido luruh. Hingga kini, batik dari Solo dan Jogja tetap dikenal luas dengan pola pola yang masih mematuhi pakem keraton. Tentu saja, banyak daerah lain di Indonesia yang membuat dan memproduksi batik dengan pola dan corak batik keraton. Namun ada kecenderungan pecinta batik keraton lebih memilih batik dari Solo dan Jogja.

7. Akrobatik adalah produk pengembangan batik yang digenerasikan dari teknologi komputer. Caranya adalah dengan memasukkan motif batik tertentu ke dalam program komputer. Kemudian program komputer akan menggenerasikan motif tersebut menjadi berbagai bentuk desain. Selanjutnya desain tersebut akan diaplikasikan pada kaos dan jaket dengan produksi terbatas. Akrobatik mempunyai visi memperkenalkan batik pada kaum muda, dengan desain-desain yang lebih pop dan kemudian disablon pada kaos dan jaket.

8. Batik print merupakan salah satu jenis batik yang baru muncul. Tidak diketahui pasti kapan mulai dikenal, tetapi kini menjadi produksi batik dengan jumlah paling banyak jika dibandingkan dengan batik cap dan batik tulis. Jenis batik ini dapat diproduksi dalam jumlah massal tanpa melalui proses penempelan malam dan tidak menggunakan pencelupan seperti batik pada umumnya. Namun motifnya tetap menggunakan motif batik.

Sebagian seniman dan perajin batik menganggap ini bukan batik, tetapi kain dengan motif batik. Apa pun namanya, usaha ini berkembang sangat pesat dan banyak digerakkan oleh anak-anak muda yang kreatif. Desain-desainnya yang berani dan pembuatannya yang cepat, serta dapat diproduksi massal membuatnya cepat populer di lingkungan anak-anak muda yang selalu menyukai gerak cepat.

9. Pada umumnya, kain yang digunakan untuk membatik adalah dari serat poliester, tetapi ada juga yang terbuat dari kain katun, kain rayon, kain rami, dan kain sutra. Penggunaan kain ini akan menentukan masalah kualitas, kenyamanan, dan harga batik.

10. Cara cepat untuk membedakan batik cap (sablon) dengan batik tulis adalah dengan memperhatikan gambar dan coraknya, serta mencium baunya. Gambar pada kain tekstil bermotif batik (sablon) biasanya tidak akan tembus hingga pada bagian belakang kain. Berbeda dengan yang terdapat pada kain batik tulis asli yang berkualitas. Pada batik sablon dan batik cap, pada corak yang halus sekalipun, tidak akan tercium aroma malam dan sering kali tidak tercium aroma apa pun.

11. Detail gambar pada kain batik sablon relatif lebih halus dan lebih lengkap bila dibandingkan dengan kain batik tulis. Pada kain tekstil bermotif batik (sablon), detail gambarnya lebih bisa mencapai ukuran yang kecil dengan warna yang lebih gelap, berbeda dengan kain batik tulis. Hal ini dikarenakan kemampuan proses sablon semakin bagus dan teknologinya semakin maju.

12. Harga kain batik sablon relatif lebih murah. Jumlah produksinya biasanya lebih banyak. Hal ini ditempuh agar biaya untuk pembuatan film atau pembuatan screen sablon bisa tertutupi karena biaya pembuatan film cukup mahal. Apabila diproduksi dalam jumlah sedikit, maka dengan sendirinya harqa kain batik sablon akan sama mahalnya dengan kain batik tulis. Itulah sebabnya bisa ditemukan banyak batik sablon bermotif sama.

13. Bentuk ragam hias atau ornamen pada lembaran kain sablon sudah pasti akan tepat sama antara satu dengan yang lainnya. Kain sablon bisa kita temui dalam bentuk gulungan. Biasanya satu gulung bisa mencapai panjang lebih dari 100 meter.

14. Dengan adanya batik cap dan batik sablon, kini batik dapat dinikmati secara murah meriah oleh segala kalangan. Tentunya ini adalah hal yang membanggakan. Meskipun begitu, pelestarian tradisi membatik tetaplah harus diselamatan dengan cara memperkenalkan teknik atau pembuatan batik tulis kepada generasi muda secara meluas, caranya dapat dengan memberikan materi membatik pada kegiatan studi muatan lokal kepada para siswa di sekolah.

15. Batik telah berkembang meluas, tidak hanya digunakan sebagai kain panjang dan busana jadi, tetapi telah banyak bentuk modifikasi dalam bentuk kerajinan tangan batik. Kerajinan tangan batik sebagai salah satu warisan leluhur bangsa ini seharusnya ditingkatkan sebagai kegiatan aplikatif bagi kehidupan bangsa yang produktif. Artinya, kita menjadikan kerajinan tangan batik sebagai kegiatan yang mendatangkan income bagi diri dan keluarga. Tentunya ini tidak bisa ditangani secara asal-asalan, tetapi harus dikelola dengan profesional.

Perkembangan keterampilan tangan batik ini sangat pesat sehingga untuk saat sekarang ini keterampilan batik ada di beberapa negara, misalnya Indonesia, Thailand, India, Malaysia, Iran, dan Sri Langka. Dengan kata lain, keterampilan tangan batik ini ada hampir di seluruh wilayah Asia.

Tidak hanya itu, dengan perkembangan teknologi yang ada, keterampilan tangan batik ini juga sudah ada di seluruh belahan dunia. Meskipun demikian, batik dari Indonesia masih menjadi andalan dan terkenal di seluruh dunia.

16. Batik merupakan simbol komunitas.

Sebagai simbol komunitas, batik menjadi barang konsumsi yang selalu dibutuhkan. Hal ini terjadi mengingat perkembangan komunitas di negeri ini yang sangat pesat dan menyebabkan kebutuhan batik juga meningkat. Oleh karena itu, hendaknya kita mengelola kesempatan ini sebaik-baiknya sehingga akan menjadi peluang usaha yang sangat potensial di masa depan.

Sebagai contoh, jika suatu kelompok pegawai yang berjumlah cukup banyak menggunakan batik sebagai simbol komunitasnya, maka semakin lama semakin banyak kebutuhannya. Apalagi, pemerintah telah mencanangkan hari batik dengan penentuan penggunaan batik selama tiga hari kerja, yaitu Kamis, Jumat, dan Sabtu.

17. Di berbagai tempat di Indonesia telah ada wisata-wisata batik. Di tempat ini, kita tidak hanya dapat berbelanja dan memesan batik, tetapi juga belajar membuat batik. Walaupun tidak semua tempat di Indonesia terdapat wisata batik, tetapi di banyak sekolah dasar hingga menengah telah digalakkan pembelajaran batik untuk memperkenalkan proses membatik pada generasi muda. Sedangkan untuk urusan belanja, batik dapat dengan mudah ditemukan di berbagai tempat di Indonesia.

18. Di masa kini modifikasi terhadap batik dan aneka kreasi batik terus dikembangkan. Tidak hanya meliputi pakaian, hiasan, dan kebutuhan rumah tangga seperti yang sudah biasa dikenal. Namun ada juga segolongan anak muda kreatif yang mengecat mobil-mobil mereka dengan pola batik, ada juga yang mengecat helm dan berbagai atribut otomotif mereka lainnya.

Anak muda Indonesia memang tidak pernah mati berkreasi, termasuk dalam mengembangkan batik. Tentunya ini merupakan hal yang positif dan harus mendapatkan dukungan. Kecintaan terhadap batik bisa membuat batik tetap terjaga dan lestari.

19. Batik ternyata tidak hanya menjadi milik manusia. Di Laut Banda, beberapa waktu yang lalu ditemukan spesies ikan tertentu yang bermotif batik. Sekujur tubuhnya, dari ujung ekor hingga kepala, bercorak batik. Untuk memudahkan penamaan, ikan ini pun disebut dengan ikan batik.

20. Ada berbagai hal tentang batik yang sudah memecahkan rekor MURI di Indonesia, antara lain panggung bermotif batik parang dan sido mukti, 10.000 roti batik pernah dibagikan di lapangan Manahan Solo, kolase batik boneka Sinterklas, longmarch batik, mural motif batik terlama selama 192 jam, jalan berbatik dengan 10.000 orang, batik terpanjang, cemara batik untuk perayaan Natal, dan lain-lain. Ternyata ada berbagai cara yang dilakukan orang untuk mengekspresikan kecintaan pada batik dan melestarikannya.

www.BatikSolo.asia

Proses Pembuatan Batik

Proses Pembuatan Batik

Dari dulu hingga sekarang, proses pembuatan batik tidak banyak mengalami perubahan. Kegiatan membatik merupakan salah satu kegiatan tradisional yang terus dipertahankan agar tetap konsisten seperti bagaimana asalnya. Walaupun motif dan corak batik di masa kini sudah beraneka ragam, proses pembuatan batik pada dasarnya masih sama. Berikut ini adalah uraian lebih detailnya:

A. Perlengkapan Membatik

Perlengkapan membatik tidak banyak mengalami perubahan. Dilihat dari peralatan dan cara mengerjakannya, membatik dapat digolongkan sebagai suatu kerja yang bersifat tradisional.

1) Gawangan

Gawangan adalah perkakas untuk menyangkutkan dan membentangkan mori sewaktu dibatik. Gawangan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan harus dibuat sedemikian rupa hingga kuat, ringan, dan mudah dipindah-pindah.

2) Bandul

Bandul dibuat dari timah, kayu, atau batu yang dimasukkan ke dalam kantong. Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan agar mori yang baru dibatik tidak mudah tergeser saat tertiup angin atau tertarik oleh si pembatik secara tidak sengaja.

3) Wajan

Wajan adalah perkakas utuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja atau tanah liat. Wajan sebaiknya bertangkai supaya mudah diangkat dan diturunkan dari perapian tanpa menggunakan alat lain.

4) Kompor

Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor berbahan bakar minyak. Namun terkadang kompor ini bisa diganti dengan kompor gas kecil, anglo yang menggunakan arang, dan lain-lain. Kompor ini berfungsi sebagai perapian dan pemanas bahan-bahan yang digunakan untuk membatik.

5) Taplak

Taplak adalah kain untuk menutup paha si pembatik agar tidak terkena tetesan malam panas sewaktu canting ditiup atau waktu membatik.

6) Saringan Malam

Saringan adalah alat untuk menyaring malam panas yang memiliki banyak kotoran. Jika malam tidak disaring, kotoran dapat mengganggu aliran malam pada ujung canting. Sedangkan bila malam disaring, kotoran dapat dibuang sehingga tidak mengganggu jalannya malam pada ujung canting sewaktu digunakan untuk membatik.

Ada bermacam-macam bentuk saringan, semakin halus semakin baik karena kotoran akan semakin banyak tertinggal. Dengan demikian, malam panas akan semakin bersih dari kotoran saat digunakan untuk membatik.

7) Canting

Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan, terbuat dari tembaga dan bambu sebagai pegangannya. Canting ini dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan malam. Saat ini, canting perlahan menggunakan bahan teflon.

8 )  Mori

Mori adalah bahan baku batik yang terbuat dari katun. Kualitas mori bermacam-macam dan jenisnya sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan. Mori yang dibutuhkan disesuaikan dengan panjang pendeknya kain yang diinginkan.

Tidak ada ukuran pasti dari panjang kain mori karena biasanya kain tersebut diukur secara tradisional. Ukuran tradisional tersebut dinamakan kacu. Kacu adalah sapu tangan, biasanya berbentuk bujur sangkar.

Jadi, yang disebut sekacu adalah ukuran persegi mori, diambil dari ukuran lebar mori tersebut. Oleh karena itu, panjang sekacu dari suatu jenis mori akan berbeda dengan panjang sekacu dari mori jenis lain.

Namun di masa kini, ukuran tersebut jarang digunakan. Orang lebih mudah menggunakan ukuran meter persegi untuk menentukan panjang dan lebar kain mori. Ukuran ini sudah berlaku secara nasional dan akhirnya memudahkan konsumen saat membeli kain batik. Cara ini dapat mengurangi kesalahpahaman dan digunakan untuk menyamakan persepsi di dalam sistem perdagangan.

9) Malam (Lilin)

Malam (lilin) adalah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Sebenarnya malam tidak habis (hilang) karena pada akhirnya malam akan diambil kembali pada proses mbabar, proses pengerjaan dari membatik sampai batikan menjadi kain. Malam yang dipergunakan untuk membatik berbeda dengan malam (lilin) biasa. Malam untuk membatik bersifat cepat diserap kain, tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses pelorodan.

10) Dhingklik (Tempat Duduk)

Dhingklik (tempat duduk) adalah tempat untuk duduk pembatik. Biasanya terbuat dari bambu, kayu, plastik, atau besi. Saat ini, tempat duduk dapat dengan mudah dibeli di toko-toko.

11) Pewarna Alami

Pewarna alami adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Pada beberapa tempat pembatikan, pewarna alami ini masih dipertahankan, terutama kalau mereka ingin mendapatkan warna-warna yang khas, yang tidak dapat diperoleh dari warna-warna buatan. Segala sesuatu yang alami memang istimewa, dan teknologi yang canggih pun tidak bisa menyamai sesuatu yang alami.

Itulah jenis perlengkapan membatik yang harus ada. Proses membatik memerlukan waktu yang cukup lama, terlebih kalau kain yang dibatik sangat luas dan coraknya cukup rumit.

B. Proses Membatik

Di masa kini, pengusaha batik juga menyediakan pendidikan batik kilat pada anak-anak sekolah dan masyarakat umum. Yang diajarkan adalah tata cara membatik dengan benar, dan biasanya menggunakan kain selebar saputangan sebagai percobaan. Dengan demikian, proses membatik itu dapat dikerjakan hanya dalam beberapa jam dan biaya yang diperlukan pun sangat kecil. Tradisi ini sangat bagus untuk memperkenalkan proses membatik kepada masyarakat, terutama generasi muda.

Berikut ini adalah proses membatik yang berurutan dari awal hingga akhir. Penamaan atau penyebutan cara kerja di tiap daerah pembatikan bisa berbeda-beda, tetapi inti yang dikerjakannya adalah sama.

1) Ngemplong

Ngemplong merupakan tahap paling awal atau pendahuluan, diawali dengan mencuci kain mori. Tujuannya adalah untuk menghilangkan kanji. Kemudian dilanjutkan dengan pengeloyoran, yaitu memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak kacang yang sudah ada di dalam abu merang. Kain mori dimasukkan ke dalam minyak jarak agar kain menjadi lemas, sehingga daya serap terhadap zat warna lebih tinggi.

Setelah melalui proses di atas, kain diberi kanji dan dijemur. Selanjutnya, dilakukan proses pengemplongan, yaitu kain mori dipalu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.

2) Nyorek atau Memola

Nyorek atau memola adalah proses menjiplak atau membuat pola di atas kain mori dengan cara meniru pola motif yang sudah ada, atau biasa disebut dengan ngeblat. Pola biasanya dibuat di atas kertas roti terlebih dahulu, baru dijiplak sesuai pola di atas kain mori. Tahapan ini dapat dilakukan secara langsung di atas kain atau menjiplaknya dengan menggunakan pensil atau canting. Namun agar proses pewarnaan bisa berhasil dengan baik, tidak pecah, dan sempurna, maka proses batikannya perlu diulang pada sisi kain di baliknya. Proses ini disebut ganggang.

3) Mbathik

Mbathik merupakan tahap berikutnya, dengan cara menorehkan malam batik ke kain mori, dimulai dari nglowong (menggambar garis-garis di luar pola) dan isen-isen (mengisi pola dengan berbagai macam bentuk). Di dalam proses isen-isen terdapat istilah nyecek, yaitu membuat isian dalam pola yang sudah dibuat dengan cara memberi titik-titik (nitik). Ada pula istilah nruntum, yang hampir sama dengan isen-isen, tetapi lebih rumit.

4) Nembok

Nembok adalah proses menutupi bagian-bagian yang tidak boleh terkena warna dasar, dalam hal ini warna biru, dengan menggunakan malam. Bagian tersebut ditutup dengan lapisan malam yang tebal seolah-olah merupakan tembok penahan.

5) Medel

Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah dibatik ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga mendapatkan warna yang diinginkan.

6) Ngerok dan Mbirah

Pada proses ini, malam pada kain dikerok secara hati-hati dengan menggunakan lempengan logam, kemudian kain dibilas dengan air bersih. Setelah itu, kain diangin-anginkan.

7) Mbironi

Mbironi adalah menutupi warna biru dan isen-isen pola yang berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam. Selain itu, ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya, ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.

8 )  Menyoga

Menyoga berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang digunakan untuk mendapatkan warna cokelat. Adapun caranya adalah dengan mencelupkan kain ke dalam campuran warna cokelat tersebut.

9) Nglorod

Nglorod merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan sehelai kain batik tulis maupun batik cap yang menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini, pembatik melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke dalam air mendidih. Setelah diangkat, kain dibilas dengan air bersih dan kemudian diangin-arginkan hingga kering. Proses membuat batik memang cukup lama. Proses awal hingga proses akhir bisa melibatkan beberapa orang, dan penyelesaian suatu tahapan proses juga memakan waktu. Oleh karena itu, sangatlah wajar jika kain batik tulis berharga cukup tinggi.

www.BatikSolo.asia

Batik Modern

Batik Modern

Proses pewarnaan dan pencelupan batik ini telah menggunakan sistem baru. Sistem tersebut dapat berupa gradasi, urat kayu, maupun rintang broklat. Motif-motif ini adalah motif baru yang berhubungan dengan estetika. Komposisi gaya bebas.

Batik ini sangat populer pada tahun 1980 dan hingga sekarang masih banyak diminati. Batik modern inilah yang mendorong perkembangan batik di Indonesia karena lebih ekspresif, lebih bebas, dan dimodifikasi dengan berbagai macam tekstil yang dapat digunakan oleh kalangan anak muda.

www.BatikSolo.asia