Arsip Blog

Batik Semarang

Batik Semarang

Sebagai salah satu kota pelabuhan Semarang menjadi tempat persinggahan berbagai orang dan kemudian akhirnya terjadi akulturasi budaya. Pengrajin batik Semarang dapat ditemui di Kampung Batik, daerah Rejosari, Bugangan, Kampung Melayu, dan Peterongan Semarang.

Warna batik Semarang cenderung terang karena adanya pengaruh budaya dari China. Motif batik Semarang antara lain motif asem. Batik Semarang mempunyai persamaan dengan batik di daerah pesisir lainnya. Namun ciri khas batik Semarang masih bisa dibedakan dari batik lainnya di Indonesia.

Dasar warna batik Semarang umumnya berwarna oranye kemerahan dan motif fauna lebih menonjol daripada motif flora seperti motif merak, kupu-kupu, cendrawasih. Motif-motif yang menunjukkan ikon kota Semarang pun dituangkan dalam motif batik, seperti motif Tugu Muda, Lawang Sewu, Gereja Blenduk, Burung Kuntul.

Penciptaan motif-motif baru juga dilakukan oleh para pengrajin batik dan kreasinya tidak kalah bagus dengan motif yang sudah ada.

www.BatikSolo.asia

Tips Memilih Batik

Pada saat kita hendak menggunakan batik, kita pasti bingung saat dihadapkan pada berbagai pilihan yang terlihat sama bagusnya. Untuk itu, ada beberapa tips yang dapat kita ikuti dalam memilih batik.

1. Tentukan batik yang diinginkan.

Untuk menentukan ini, kita bisa melihat dari referensi batik dari katalog-katalog galeri batik maupun majalah-majalah mode. Bertanya langsung pada orang yang mengerti batik juga sangat baik.

Setelah itu, barulah tentukan batik yang diinginkan, seperti warna, bentuk, corak, jenis, harga, dan untuk keperluan apa. Setelah tahu apa yang diinginkan, akan mudah bagi kita untuk memilih batik yang beragam.

Jika dilihat dari proses pembuatannya, batik dapat dibedakan menjadi batik tulis, batik printing, dan batik cap. Batik tulis memiliki motif yang sama pada bagian dalam dan luar pakaian. Sedangkan, batik printing lebih terang di bagian luarnya dan agak pudar di bagian dalam pakaian. Batik cap biasanya memiliki motif yang sama tetapi terlihat sangat “pasaran” karena memang diproduksi massal untuk kepentingan masyarakat menengah ke bawah. Untuk memastikannya, kita bisa mengeceknya langsung.

Untuk kuantitas pembelian, kita tentu bisa membeli secara satuan maupun grosir, kecuali untuk batik tulis yang dibuat secara terbatas, biasanya harus memesan lebih dulu dan jadinya memerlukan waktu 3-4 bulan.

2. Jika dilihat dari bahannya, ada “batik lawas” yang awalnya digunakan untuk kain gendongan yang sifatnya mudah sobek. Secara penggunaan, bahan ini digemari karena dingin dan nyaman dipakai, seperti katun. Namun secara tekstur, kainnya lebih tebal dan terlihat berbeda dari bahan batik yang dipakai secara umum.

3. Bahan terbaik yang digunakan untuk batik tulis adalah bahan yang berasal dari alat tenun bukan mesin (ATBM). Untuk ini, biasanya bahan dasar yang digunakan adalah sutera. Jadi wajar kalau kemudian harga batik tulis sutera sangat mahal. Proses pembuatan batik tulisnya cukup lama dan bahan sutera juga cukup mahal.

Itulah beberapa hal yang harus diperhatikan jika hendak memilih batik. Jadi, semuanya memang sangat bergantung pada kita. Para penjaga butik-butik batik biasanya akan membantu kita menemukan jenis batik yang sesuai dengan keperluan kita. Namun pada umumnya, di setiap galeri batik tersedia batik-batik tulis dan halus yang diproduksi secara terbatas.

Artikel Terkait :