Arsip Blog

Batik Indramayu

Batik Indramayu

Batik Indramayu atau batik dermayon sangat erat kaitannya dengan batik paoman karena di sini terdapat perajin batik dan merupakan pusat batik Indramayu. Sentra batik Indramayu terdapat di daerah Paoman, daerah Pabean Udik, Desa Penganjang, Desa Terusan, dan Desa Pajirikan. Batik Indramayu termasuk dalam batik pesisir karena ragam motifnya kebanyakan menggambarkan kegiatan masyarakat pesisir. Indramayu merupakan kota pelabuhan yang melakukan jual-beli dengan pedagang-pedagang dari Cina sehingga motif batik yang ada pun terpengaruh dari Cina.

Motif batik Indramayu banyak mendapatkan pengaruh dari Arab, Cina, dan daerah Jawa Tengah serta Jawa Timur. Ciri batik Indramayu adalah ragam flora dan fauna juga motif batik Indramayu kebanyakan menggambarkan kegiatan nelayan di tengah laut. Ada juga motif batik Indramayu yang menggambarkan kegiatan sehari-hari seperti motif swastika, merak ngibing, kereta kencana, dan jati rombeng. Motif yang mencirikan batik Indramayu antara lain kembang gunda (motif ini menggambarkan tumbuhan yang hidup di pinggir pantai), etong (motif ini menggambarkan beberapa satwa laut seperti ikan, udang, cumi, kepiting, dan lain-lain yang dibawa pulang oleh nelayan), ganggeng (motif ini menggambarkan ganggang laut yang terdapat di pantai utara Jawa), kapal kandes (motif ini menggambarkan kapal nelayan yang sedang berada pada batu yang sedang terdampar), dan loksan. Warna batik Indramayu adalah biru tua atau coklat tua.

Motif batik yang tercatat sekarang ini berjumlah ratusan dan sudah banyak yang dipatenkan. Motif batik masing-masing mempunyai sejarah dan ciri khasnya masing-masing. Motif-motif dan desain tersebut harus terus dikembangkan agar sesuai dengan perkembangan zaman. Sudah mulai banyak pelaku industri yang, memanfaatkan berbagai sarana untuk mempromosikan hasil batiknya ke luar daerah Indramayu. Baik itu ikut melakukan pameran di Indonesia maupun di luar negeri, selain bisa mengembangkan pasar batiknya juga ikut melestarikan budaya bangsa dan mengenalkan keragaman batik di Indonesia.

www.BatikSolo.asia

Batik Motif Mega Mendung

Motif Batik Mega Mendung

Pada bentuk mega mendung, bisa kita lihat garis lengkung dari bentuk garis lengkung yang paling dalam (mengecil) kemudian melebar keluar (membesar) yang menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Bisa dikatakan bahwa garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah (naik dan turun).

Hal itu kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri (belajar atau menjalani kehidupan sosial agama). Pada akhirnya, membawa dirinya memasuki dunia baru menuju ke dalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut (naik dan turun) dan pada akhirnya kembali ke asalnya (sunnatullah).

Dengan demikian, kita bisa lihat bentuk mega mendung selalu terbentuk dari lengkungan kecil yang bergerak membesar keluar dan pada akhirnya harus kembali lagi menjadi putaran kecil, tetapi tidak boleh terputus.

Terlepas dari makna filosofis bahwa mega mendung melambangkan kehidupan manusia secara utuh sehingga bentuknya harus menyatu, sisi produksi memang mengharuskan bentuk garis lengkung mega mendung bertemu pada satu titik lengkung berikutnya agar pewarnaan bisa lebih mudah.

www.BatikSolo.asia

Bagian Corak Batik

Bagian Corak Batik

Pada sehelai kain batik, corak dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu:

a) Ornamen Utama

Ornamen utama adalah suatu corak yang menentukan makna motif tersebut. Pemberian nama motif batik tersebut didasarkan pada perlambang yang ada pada ornamen utama ini. Jika corak utamanya adalah parang, maka biasanya batik tersebut diberi nama parang. Banyak sekali jenis corak utama, di antaranya meru (gunung), api, naga, burung, garuda, pohon hayat (kehidupan), tumbuhan, bangunan, parang, dan lain-lain.

b) Isen-isen

Isen-isen merupakan aneka corak pengisi latar kain dan bidang-bidang kosong corak batik. Pada umumnya, isen-isen berukuran kecil dan kadang rumit. Dapat berupa titik-titik, garis-garis, atau pun gabungan keduanya. Dahulu, ada beragam jenis isen-isen, tetapi pada perkembangannya hanya beberapa saja yang masih biasa dijumpai dan masih dipakai pada saat ini.

Isen-isen pengisi latar antara lain galaran, rawan, ukel, udar, belara sineret, anam karsa, debundel atau cebong, kelir, kerikil, sisik melik, uceng mudik, kembong jati, dan gringsing. Sedangkan isen-isen pengisi bidang kosong antara lain cecek, kembang jeruk, kembang suruh (sirih), kembang cengkeh, sawat, sawut kembang, srikit, kemukus, serit, dan untu walong. Pembuatan isen-isen memerlukan waktu yang cukup lama karena bentuknya yang kecil dan rumit membutuhkan ketelitian yang tinggi.

www.BatikSolo.asia