Arsip Blog
Batik Motif Parang Kusuma
Motif Batik Parang Kusuma, bermakna hidup harus dilandasi dengan perjuangan untuk mencari kebahagiaan lahir dan batin, ibarat keharuman bunga (kusuma). Contohnya, bagi orang Jawa, yang paling utama dari hidup di masyarakat adalah keharuman (kebaikan) pribadinya tanpa meninggalkan norma-norma yang berlaku dan sopan santun agar dapat terhindar dari bencana lahir dan batin. Mereka harus mematuhi aturan hidup bermasyarakat dan taat kepada perintah Tuhan.
Kondisi ini memang tidak mudah untuk direalisasikan, tetapi umumnya orang Jawa berharap bisa menemukan hidup yang sempurna lahir batin. Mereka akan rnengusahakan banyak hal untuk mencapai kehidupan bahagia lahir dan batin.
Di zaman yang serba terbuka sekarang ini, sungguh sulit untuk mencapai ke tingkat hidup seperti yang diharapkan karena banyak godaan. Orang pun lebih cenderung mencari nama harum dengan cara membeli dengan uang yang dimiliki, bukan dari tingkah laku dan pribadi yang baik.
Batik Motif Ceplok
Bentuk pola ceplok sangat kuno adalah pola kawung. Pola dengan motif-motif ceplok ini terinspirasi oleh bentuk buah kawung (buah atap atau buah aren) yang dibelah empat. Keempat bagian buah bersama intinya itu melambangkan empat arah (penjuru) utama dalam agama Budha.
Pada dasarnya, ceplok merupakan kategori ragam hias berdasarkan pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat, empat persegi panjang, bulat telur, atau pun bintang. Ada banyak varian lain dari motif ceplok, misalnya ceplok sriwedari dan ceplok keci. Batik truntum juga masuk kategori motif ceplok. Selain itu, motif ceplok juga sering dipadupadankan dengan berbagai bentuk motif lainnya untuk mendapat corak dan motif batik yang lebih indah.
Bagian Corak Batik
Bagian Corak Batik
Pada sehelai kain batik, corak dapat dikelompokkan menjadi dua bagian utama, yaitu:
a) Ornamen Utama
Ornamen utama adalah suatu corak yang menentukan makna motif tersebut. Pemberian nama motif batik tersebut didasarkan pada perlambang yang ada pada ornamen utama ini. Jika corak utamanya adalah parang, maka biasanya batik tersebut diberi nama parang. Banyak sekali jenis corak utama, di antaranya meru (gunung), api, naga, burung, garuda, pohon hayat (kehidupan), tumbuhan, bangunan, parang, dan lain-lain.
b) Isen-isen
Isen-isen merupakan aneka corak pengisi latar kain dan bidang-bidang kosong corak batik. Pada umumnya, isen-isen berukuran kecil dan kadang rumit. Dapat berupa titik-titik, garis-garis, atau pun gabungan keduanya. Dahulu, ada beragam jenis isen-isen, tetapi pada perkembangannya hanya beberapa saja yang masih biasa dijumpai dan masih dipakai pada saat ini.
Isen-isen pengisi latar antara lain galaran, rawan, ukel, udar, belara sineret, anam karsa, debundel atau cebong, kelir, kerikil, sisik melik, uceng mudik, kembong jati, dan gringsing. Sedangkan isen-isen pengisi bidang kosong antara lain cecek, kembang jeruk, kembang suruh (sirih), kembang cengkeh, sawat, sawut kembang, srikit, kemukus, serit, dan untu walong. Pembuatan isen-isen memerlukan waktu yang cukup lama karena bentuknya yang kecil dan rumit membutuhkan ketelitian yang tinggi.