Arsip Blog
Batik Pekalongan
Batik Pekalongan
Pekalongan merupakan daerah yang termasuk dalam wilayah Jawa Tengah jaraknya sekitar 100 km dari Semarang sebagai pusat Provinsi Jawa Tengah. Pekalongan dibagi menjadi dua daerah, yaitu Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalonqan. Di kota ini sejak dulu banyak terdapat pengrajin batik. Pengrajin batik tidak hanya didominasi oleh pengusaha besar, tetapi banyak penqusaha kecil yang bergerak dalam bidang batik di kota ini. Hampir semua pengerjaannya diakukan di rumah. Sentra batik Pekalongan terdapat di dua daerah, yaitu Kedungwuni dan Wiradesa.
Perkembangan batik di Pekalongan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Menurut sejarah batik Pekalongan sudah ada zejak tahun 1800, sedangkan motif batik yang tercatat sudah ada tahun 1802. Batik Pekalongan terdapat di daerah Pekalongan Kota ban di daerah Buaran, Pekajangan, dan Wonopringgo.
Kalau dulu perajin batik Pekalongan didominasi oleh petani di mana zaman dulu di sela-sela masa tanam dan masa panen kebanyakan mereka memproduksi batik, sedangkan jika saatnya masa panen atau tanam tiba mereka tidak memproduksi batik. Namun sekarang dominasi tersebut sudah tidak ada lagi karena banyak juga pengrajin batik yang memang menggantungkan hidupnya dari membatik.
Motif batik pekalongan terpengaruh dari Eropa (Belanda), Arab, dan Cina. Motif batik Pekalongan sangat banyak ragamnya dan yang paling terkenal adalah motif jlamprang. Motif jlamprang ini adalah motif yang populer di Pekalongan dan diproduksi di daerah Krapyak Pekalongan. Motif jlamprang ini merupakan perkembangan dari motif kain Potola dari India berbentuk geometris seperti bintang atau mata angin dan juga menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat. Bahkan saking populernya motif batik jlamprang ini sampai diabadikan sebagai salah satu nama jalan di Pekalongan.
Batik Pekalongan seringkali menunjukkan warna yang sangat atraktif dalam desainnya. Perkembangan batik Pekalongan sangat mengikuti perkembangan zaman, hal ini bisa diketahui sejak dulu. Misalnya saja pada waktu penjajahan Jepang batik Pekalongan ada yang disebut dengan batik Jawa Hokokai yang desainnya mirip dengan kimono dari Jepang. Atau pada zaman penjajahan Belanda juga memberikan pengaruh dalam desain batik Pekalongan, yaitu dengan ditemukannya desain bergambar bunga tulip dalam batik Pekalongan. Bahkan nama Presiden pun menjadi nama desain batik Pekalongan, seperti adanya desain batik SBY dalam batik Pekalongan. Bahkan tsunami pun menjadi nama desain batik Pekalongan ini. Unik yah 😀
Desain batik Pekalongan ada yang termasuk dalam batik pecinan dimana batik tersebut mendapat pengaruh dari Cina dalam ragam desain batiknya. Motif batik pecinan ini antara lain terdapat gambar merak atau naga dalam desainnya. Batik pecinan yang terkenal di Pekalongan diproduksi oleh Tan Tjie Hou.
Desain batik Pekalongan juga mendapat pengaruh dari budaya Islam dan biasanya Batik jenis ini dihasilkan warga keturunan Arab. Pengaruh tersebut ditandai dengan adanya gambar binatang yang terpotong kepalanya dalam desain batiknya. Pengaruh keraton Solo atau Jogjakarta juga ada dalam batik Pekalongan walaupun telah dimodifikasi sehingga menjadi suatu desain batik unik yang berbeda dengan batik di Solo dan Jogjakarta. Motif batik Pekalongan yang lain antara lain motif batik terang bulan, batik tiga negeri Pekalongan, Sogan Pekalongan, dan lain-lain.
Batik Motif Semen Rama
Motif Batik Semen Rama
Semen berasal dari kata semi, yaitu tumbuhnya bagian tanaman. Pada umumnya, ornamen pokok pada pola batik motif semen adalah ornamen yang berhubungan dengan daratan yang digambarkan dengan tumbuh-turnbuhan dan binatang berkaki empat, udara digambarkan dengan awan (mega) dan binatang terbang, serta air atau laut digambarkan dengan binatang air. Sedangkan rama yang merupakan nama motif semen berasal dari nama Ramawijaya. Dalam motif semen rama terdapat pesan atau nasihat Ramawijaya saat penobatan Wibisana sebagai Raja Alengka dalam cerita pewayangan.
Nasihat tersebut termaktub di dalam asta brata (delapan keutamaan bagi seorang pemimpin), yaitu:
1. Endabrata, yaitu pemberi kemakmuran dan pelindung dunia. Dilambangkan dengan pohon hayat.
2. Yamabrata, yaitu menghukum yang bersalah secara adil. Dilambangkan dengan awan atau meru (gunung).
3. Suryabrata, yaitu watak matahari yang bersifat tabah. Dilambangkan dengan garuda.
4. Sasibrata, yaitu watak rembulan yang bersifat menggembirakan dan memberi hadiah kepada yang berjasa. Dilambangkan dengan ornamen binatang.
5. Bayubrata, yaitu watak luhur. Dilambangkan dengan ornamen burung.
6. Dhanababrata atau kuwerabrata, yaitu watak sentosa dan memberi kesejahteraan pada bawahan. Dilambangkan dengan ornamen bintang.
7. Pasabrata, yaitu berhati lapang tetapi berbahaya bagi yang mengabaikan. Dilambangkan dengan kapal air.
8. Agnibrata, yaitu kesaktian untuk memberantas musuh. Dilambangkan dengan ornamen lidah api.
Batik Motif Ceplok
Bentuk pola ceplok sangat kuno adalah pola kawung. Pola dengan motif-motif ceplok ini terinspirasi oleh bentuk buah kawung (buah atap atau buah aren) yang dibelah empat. Keempat bagian buah bersama intinya itu melambangkan empat arah (penjuru) utama dalam agama Budha.
Pada dasarnya, ceplok merupakan kategori ragam hias berdasarkan pengulangan bentuk geometri, seperti segi empat, empat persegi panjang, bulat telur, atau pun bintang. Ada banyak varian lain dari motif ceplok, misalnya ceplok sriwedari dan ceplok keci. Batik truntum juga masuk kategori motif ceplok. Selain itu, motif ceplok juga sering dipadupadankan dengan berbagai bentuk motif lainnya untuk mendapat corak dan motif batik yang lebih indah.